Catatan : Farry Oroh
LAGA semifinal Euro 2020 yang mempertemukan Inggris dengan Denmark menyisakan banyak cerita. Ratu Elizabeth II pun terbawa-bawa.
Pada laga yang berlangsung sengit itu ada insiden ketika pemain Inggris Raheem Sterling jatuh di kotak penalti Denmark. Wasit Danny Makkelie segera menunjuk titik putih. Keputusan Makkelie sempat direview oleh video assistant referee (VAR) atau asisten wasit yang mengawasi video namun akhirnya keputusan Makkelie tidak dianulir. Inggris pun mendapat hadiah penalti yang dituntaskan Harry Kane.
Insiden ini berbuntut panjang, bahkan belakangan melahirkan apa yang kemudian disebut sebagai “teori konspirasi”. Salah satu narasi yang berkembang di Indonesia, termasuk Sulawesi Utara adalah, petugas yang menangani VAR terpaksa menyetujui keputusan Makkelie karena saat itu ada Ratu Elizabeth II di ruangan VAR. Foto sang ratu yang tersenyum manis di ruangan VAR pun menyebar di media sosial, terutama disebarkan oleh penggemar dan simpatisan Italia.
Tentu saja, bagi mereka yang bermata tajam (dan masih memakai logika), foto Ratu Elizabeth II di ruang VAR itu sama sekali konyol. Mereka yang paham sepakbola pasti tahu bahwa ruangan VAR itu steril. Hanya mereka yang berkepentingan yang boleh masuk. Ofisial tim yang bermain sama sekali tidak diperkenankan untuk masuk ke ruangan itu.
Juga, salah besar jika ada yang menyangka bahwa lokasi ruangan VAR itu berada di Inggris, atau di seputaran stadion Wembley, tempat berlangsungnya laga Inggris dan Denmark itu. Karena menurut situs Uefa, semua pertandingan di Euro 2020 dipantau dari ruangan VAR yang berlokasi di markas UEFA, di kota Nyon Swiss!!
Foto Ratu Elizabeth II di ruangan VAR juga jika dilihat sekilas akan nampak ketidakcocokan, terutama pada wajah dan tubuh. Begitu juga dengan aksesoris dasi biru yang dipakai sang ratu.
Penelusuran di internet didapati bahwa foto wajah sang ratu itu memang ditambahkan pada foto asli yang memang merupakan petugas VAR di FIFA.
Ratu Elizabeth II bukan satu-satunya figur terkenal yang digambarkan berada di ruangan VAR. Mantan pelatih Manchester United Sir Alex Ferguson juga berkali-kali diperlihatkan berada di ruangan VAR dengan foto yang sama persis dengan foto sang ratu. Penggambaran ini merupakan sindiran bahwa MU itu sering dibantu VAR. Selain MU, klub raksasa Spanyol Real Madrid juga sering disindir dibantu VAR. Wajah sang presiden klub, Florentino Perez kerap dilukiskan berada di ruangan VAR dengan foto yang persis sama dengan yang digunakan untuk menggambarkan ratu Inggris.
Jadi, kesimpulannya, tak benar bahwa ratu Inggris memantau aktivitas VAR karena lokasi VAR tidak berada di Inggris atau seputaran stadion Wembley melainkan berada di Swiss. Juga tak benar ada konspirasi yang memenangkan Inggris.
Sepakbola adalah olahraga yang sangat menarik, yang seharusnya tak perlu diberi bumbu dengan isu konspirasi yang tak beda jauh dengan isu bahwa pendaratan di bulan itu hanya rekayasa NASA.
Bahwa ada keputusan wasit yang perlu diperdebatkan, itu benar. Dan sesungguhnya, hal itu yang membuat sepakbola menjadi olahraga nomor satu paling disukai di seluruh dunia. (*)