“Mono Turang (kiri), sejumlah kebijakan Walikota Caroll Senduk menguntungkan masyarakat (kanan)”
METROklik – Walikota Caroll Senduk SH (CS) sukses memimpin Kota Tomohon.
Penghargaan-penghargaan yang diterimanya, merupakan bukti kesuksesan Caroll Senduk sebagai Walikota Tomohon.
Hal ini dikemukakan politisi Ferdinand Mono Turang. “Penghargaan yang diberikan lembaga pusat dan daerah memiliki standart dan mekanisme yang jelas dan ketat. Tidak sembarangan bisa mendapatkan penghargaan sehingga takarannya jelas untuk seorang pemimpin sekelas kepala daerah termasuk walikota. Itu sebab jika walikota banyak menerima reward atau penghargaan lantas apanya yang gagal?”beber Mono, Minggu (03/08/2024).
Politisi yang ke-4 kalinya terpilih sebagai legislatif kota Tomohon ini merasa lucu kalau ada yang bilang kebijakan Walikota Caroll Seduk banyak merugikan masyarakat.
“Lucu kalau ada yang bilang bahwa kebijakan walikota banyak merugikan masyakarat. Justru sebaliknya banyak menguntungkan,” bebernya.
Lanjut Mono, seperti halnya insentif lansia sangat membantu dan bahkan diberikan tanpa membeda-bedakan status sosial dan perbedaan politik. Dana duka diberikan kepada siapa saja yang ditimpa duka. Beasiswa tidak hanya untuk anak berprestasi tapi juga anak sekolah keluarga yang tidak mampu. Bantuan renovasi rumah tepat sasaran bagi mereka yang butuh tempat tinggal yang layak. BPJS ketenagakerjaan juga sangat membantu. Bantuan sosial diberikan sesuai keberadaan yang membutuhkan.
“Harus diingat juga bahwa banyak program bagus Walikota Caroll Senduk yang belum atau bahkan tidak pernah dilaksanakan oleh pemerintahan sebelumnya. Banyak terobosan yang luar biasa sehingga kalau dibilang banyak merugikan rasanya sangat keliru. Masyarakat banyak yang bersyukur dan berterima kasih atas semua program yang pro rakyat oleh Walikota Caroll Senduk,” tambah pria yang saat ini dipercayakan sebagai Ketua Kaum Bapak Katolik (KBK) Kevikepan Tomohon.
“Ibarat peribahasa tak ada gading yang tak retak. Maka wajar kalau masih ada kekurangan. Tidak ada pemimpin yang sempurna secara manusiawi. Yang melihat ketidaksempurnaan itu hanya kelompok oposisi atau lawan politik,” ungkap Mono. (hep)