METROklik – Manajemen birokrasi ibarat penampilan sebuah orkestra yang terbentuk dari jalinan banyak unsur berbeda dan menjadi harmonisasi yang indah.
Orkestra berisi beragam instrumen berbeda, namun menjadi padu dalam satu alunan yang menghasilkan harmoni indah. Di sinilah dirigen memegang peran penting mengaturnya agar menjadi kombinasi yang merdu, tanpa ada satu komponen yang merasa “paling” menonjol dari lainnya.
Hal tersebut dikemukakan Drs. Eddy Turang, salah satu mantan birokrat senior yang lama berkiprah dalam pemerintahan di Sulawesi Utara, menggambarkan bagaimana birokrasi di Kota Tomohon.
Suka tidak suka, secara umum dia menggambarkan Caroll Senduk sukses memimpin Kota Tomohon selama hampir empat tahun.
Dalam perjalanan pemerintahan mengalami banyak hambatan, mulai dari pandemi sampai perlambatan ekonomi, itu semua berhasil dilewati oleh Pemerintah Kota (Pemkot)Tomohon di bawah kepemimpinan Caroll Senduk.
Kesuksesan Wali Kota Caroll Senduk, tidak terlepas dari dukungan maksimal dan prima semua jajaran birokrat yang di kendalikan oleh Sekot Tomohon, Edwin Roring, mulai. tingkat kota sampai kelurahan, lingkungan.
Peranan ASN dan kepala Lingkungan, seluruh perangkat kelurahan, Tim Penggerak PKK, Posyandu, Puskemas dan guru-guru, semua menjadi bagian dari Tim Orkestra. “Komandonya dari Caroll Senduk sebagai konduktornya,” ujar birokrat yang akrab disapa Etu ini.
Saat ini Caroll Senduk maju lagi dalam Kontestasi Pilkada Kota Tomohon berpasangan dengan Sendy Rumajar. “Pasangan CSSR ini membawa misi keberlanjutan yang artinya akan melanjutkan keberhasilan yang sudah dicapai Caroll Senduk dan jajaran pemerintahannya,” paparnya.
Menurut Etu, tentunya harus diakui juga bahwa jajaran Pemkot Tomohon dari pejabat struktural sampai ASN dan Nakon menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keberhasilan ini. “Dan mereka juga sangat mengharapkan ada keberlanjutan dari keberhasilan yang telah dilakukan oleh mereka bersama bapak Caroll Senduk,” tambahnya.
Dia mengaku sangat menyayangkan jika mereka sekarang diintimidasi dengan narasi-narasi yang menyatakan Pemkot Tomohon gagal dan banyak penyimpangan.
“Tapi, tanpa disadari tudingan itu justru membangun jiwa korsa dari sesama pejabat, ASN dan nakon melakukan pembelaan diri, degan cara mereka sendiri. Apakah ini salah ? Mereka tidak salah kalo melakukan pembelaan diri,” kata Drs Eddy Turang saat bersua dengan sejumlah awak media, Senin (28/10/2024).
Mantan birokrat senior ini menambahkan, jika para pejabat melakukan pembelaan diri dan menyatakan pemerintahan Caroll Senduk berhasil itu sah-sah saja, yang penting rambu rambu aturan kampanye jagan dilanggar.
“Yang penting sebagai PNS tidak boleh memakai atribut kampanye. Kalau hadir di kampanye silahkan, aturannya sudah jelas, jangan ikut membawa simbol-simbol kampanye. Karena ASN beda degan TNI/Polri. ASN memiliki hak memilih, jadi mereka juga punya hak untuk mengetahui siapa calon yang bisa mereka pilih dan nereka inginkan,” terangnya.
“Jadi jangan mengintimidasi ASN dengan narasi sesat, karena akhir-akhir ini ada calon yang mengancam ASN dengan kata-kata yang kurang sopan, seperti awas ngoni, hati-hati ngoni ASN, Ini justru bahaya. ASN Tomohon nda bisa di tekan degan kalimat provokatif seperti itu. ASN Tomohon orang terdidik. Mereka tau siapa yag sudah berbuat. Jadi sebaiknya calon agar menjaga ucapan dan narasi nya supaya sejuk,” kata dia bersemangat.
Karena itu, dia menyaranka agar percayakan saja kepada penyelenggara Pilkada yakni KPU dan Bawaslu. “Jangan semua mau jadi KPU dan Bawaslu. Kalo ada indikasi pelanggaran serahkan pada mereka untuk ditindak lanjuti. Jangan juga Bawaslu dan KPU ditekan-tekan. Itu tidak baik, tidak cocok degan karakter dan budaya orang Tomohon yakni budaya Tombulu,” kata mantan Kadis Pendidikan Kota Tomohon ini.
“Sekali lagi saya katakan, bahwa suksesnya Caroll Senduk memimpin Kota Tomohon karena didukung oleh ASN, pejabat, nakon, lurah, pala dan linmas. Jadi mengecam Wali Kota itu sama saja dengan merendahkan seluruh jajaran pemerintah,” tutupnya. (hep/***)