METROklik – Arah bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran terus diarahkan untuk menjaga stabilitas dalam rangka memperkuat pertumbuhan ekonomi.
Hal ini dikatakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut, Andry Prasmuko pada pertemuan dengan wartawan, Rabu (28/05/2025).
Andry Prasmuko, menyampaikan bahwa Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah guna menjaga stabilitas serta mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah.
“Dalam hal ini, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia tanggal 20-21 Mei 2025 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,50%, suku bunga Deposit Facility menjadi 4,75%, dan Lending Facility menjadi 6,25%,” ujarnya.
Kinerja perekonomian Sulawesi Utara menunjukkan capaian yang memuaskan, dimana PDRB Sulut pada triwulan I 2025 tumbuh sebesar 5,62% secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,87%.
“Dari sisi perkembangan harga, tingkat inflasi Sulut tetap terjaga, dimana pada April 2025 Sulut mengalami inflasi 1,02% secara bulanan seiring berakhirnya masa pemberlakuan kebijakan diskon tarif listrik 50% di Februari 2025,” terangnya.
Hal ini menyebabkan tagihan listrik pasca bayar bulan Maret mengalami penyesuaian tarif ke harga normal pada pembayaran di bulan April 2025.
Perkembangan positif juga terlihat pada sistem pembayaran. Digitalisasi ekonomi dan keuangan semakin diterima masyarakat Sulut.
“Sampai dengan April 2025, volume transaksi digital melalui BI-Fast, QRIS, dan Uang Elektronik (UE) terus menunjukkan peningkatan signifikan,” ucap Prasmuko. (hep)