METROklik – Harga Cabe Rawit di Sulut hingga kini masih belum stabil. Namun dibandingkan dengan Propinsi lain sebagai penyanggah kebutuhan cabe rawit merah, Sulut paling rendah.
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut Edwin Kindangen, melalui Kabid Perdagangan Dalam Negeri, Ronny Erungan. “Ada data di website Kemendag tanggal 19 Juli 2022, harga cabe rawit di Sulut paling rendah dibandingkan propinsi lain,” ujar Ronny, Rabu (20/07/2022).
Dia merinci, harga cabe rawit di Sulut Rp52.500/kg. Sementara propinsi lain sebagai penyanggah kebutuhan cabe rawit, seperti Gorontalo Rp55.000/Kg, Sulawesi Tengah Rp68.333, Sulawesi Selatan Rp66.528/kg, Jawa Timur Rp69.031/kg dan Nusa Tenggara Barat Rp60.833/kg.
“Memperhatikan data harga cabe rawit tersebut, ternyata harga di Sulut relative lebih rendah dari beberapa provinsi penyanggah kebutuhan cabe rawit merah di Sulut,” jelas Ronny.
Lanjut dia, harga pembelian Cabe Rawit Merah ditingkat petani di Sulut berkisar di Rp40.000 sampai Rp 50.000/Kg. Sementara produksi Cabe Rawit Merah berkurang disebabkan, luas pertanaman berkurang. “Banyak petani tidak menanam cabe, karena adanya serangga penyakit phytoptera dan busuk bakteri. Dan ada petani yang beralih komoditas dari tanaman cabe ke jagung dengan alasan harga jagung mahal dan pengelolaannya lebih mudah,” terangnya.
Selain itu, kata dia, pertanaman cabe yang ada terserang penyakit sehingga ada tanaman yang mati sebelum panen dan frekuwensi panen umumnya hanya 15 kali. Padahal sebelumnya sampai 40 kali panen setiap satu periode tanam. (hgp)