METROklik – Orang Samaria sering disebut dalam Alkitab, terutama Perjanjian Baru. Orang Samaria dijadikan perumpamaan oleh Yesus dalam kisah βOrang Samaria yang Baik Hatiβ. Ada juga kisah tentang perjumpaan Yesus dengan seorang perempuan Samaria di sebuah sumur.
Siapa sebenarnya orang Samaria itu?
Sebenarnya, orang Samaria punya kedekatan sejarah dengan orang Yahudi. Karena orang Samaria merupakan keturunan dari sepuluh suku Israel.
πππ©πͺπ§πͺπ£ππ£ πππ πͺπ
Yang disebut sebagai orang Israel dalam Perjanjian Lama adalah sebuah bangsa yang berasal dari keturunan Yakub. Dalam kitab Kejadian disebut kalau Yakub punya 12 anak laki-laki. Keturunan mereka kemudian menjadi bangsa yang besar dan disebut Israel. Israel sendiri merupakan nama lain dari Yakub.
Bangsa Israel yang diperbudak selama ratusan tahun akhirnya bisa merdeka ketika Musa memimpin mereka meninggalkan Mesir. Setelah berkelana selama tujuh puluh tahun di padang gurun, orang Israel akhirnya bisa memasuki Tanah Perjanjian, yakni Kanaan, di bawah pimpinan Yosua.
Di tanah Kanaan, orang Israel kemudian mendapat pembagian wilayah berdasarkan suku. Dari 13 suku Israel (suku Israel yang awalnya 12 menjadi 13 karena kedua putra Yusuf yakni Efraim dan Manasye masing-masing menjadi satu suku), hanya 12 yang mendapat pembagian tanah. Satu suku yang lain, yakni Lewi tidak mendapat jatah karena tugas mereka sebagai pemimpin upacara keagamaan (Yosua 14:4).
Israel akhirnya menjadi kerajaan dengan Saul menjadi raja pertama. Kerajaan Israel Raya mencapai puncak kejayaan di bawah pimpinan raja Daud dan Salomo.
Ketika Salomo meninggal dan diganti putranya Rehabeam sekitar tahun 930 sebelum Masehi, sepuluh suku memisahkan diri menjadi kerajaan Israel Utara, dengan Yerobeam menjadi raja pertama. Sepuluh suku memisahkan diri sebagai protes karena Rehabeam enggan menurunkan pajak yang mencekik leher (1 Raja-raja 12).
Dua suku yang tersisa, yakni Yehuda dan Benyamin (berserta suku Lewi) kemudian menjadi Kerajaan Israel Selatan. Kelak, dalam Alkitab terutama kitab Raja-raja, kerajaan Israel Utara dengan ibukota Samaria dikenal dengan sebutan Kerajaan Israel. Sementara kerajaan Israel Selatan dengan ibukota Yerusalem dikenal sebagai Kerajaan Yehuda.
πππ’ππͺππ£πππ£
Di tahun 732 sebelum masehi, Kerajaan Israel (kerajaan sepuluh suku) dikalahkan kerajaan Asyur. Raja Asyur mengangkut orang Israel ke pembuangan dan menempatkan mereka di Halah, di tepi sungai Habor di negeri Gozan dann di kota-kota orang Madai (2 Raja-raja 17:6).
Raja Asyur kemudian mendatangkan penduduk Babel, Kuta, Awa, Hamat dan Sefarwaim dan berdiam di wilayah kerajaan Israel. Penduduk asing ini kemudian bercampur baur dan kawin-mawin dengan sisa penduduk Israel sepuluh suku yang tidak diangkut ke pembuangan.
Sebagian kecil penduduk Kerajaan Israel ada yang menyeberang dan bergabung dengan kerajaan Yehuda.
Kerajaan Yehuda sendiri akhirnya dikalahkan kerajaan Babel dipimpin Nebukadnezar, pada tahun 586 sebelum Masehi. Ribuan penduduk Yehuda dibuang ke Babel. Figur terkenal yang dibuang ke Babel antara lain Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego,
Setelah tujuh puluh tahun dalam pembuangan, orang Yehuda akhirnya bisa kembali ke Yerusalem, di bawah pimpinan Zerubabel, Ezra dan Nehemia. Kelak, ratusan tahun kemudian, orang Yehuda ini lebih dikenal sebagai orang Yahudi. Sementara penduduk Israel yang sepuluh suku yang dibuang kerajaan Asyur, hingga tulisan ini dibuat belum juga kembali ke Israel.
πππ§π’πͺπ¨πͺπππ£
Permusuhan antara orang Yehuda dan Samaria berawal ketika orang Yehuda yang telah kembali ke Yerusalem, berniat membangun kembali Bait Suci. Orang Samaria yang merasa masih berkerabat dengan orang Yehuda, menawarkan bantuan. Tawaran ini ditolak oleh orang Yehuda yang meyakini kalau orang Samaria itu tergolong sebagai bangsa najis, karena telah terjadi kawin mawin berbagai bangsa (Ezra 4).
Permusuhan Yahudi dan Samaria semakin menjadi ketika bait Allah milik Samaria di Gunung Gerizim dihancurkan oleh orang Yahudi di bawah perintah John Hircanus, tahun 112-111 sebelum Masehi.
Di era Perjanjian Baru, permusuhan antara orang Yahudi dengan Samaria masih terjadi. Orang Yahudi menganggap penduduk Samaria sebagai kelompok yang najis.
πππ’ππ§ππ π¨ππ ππ§ππ£π
Hingga sekarang orang Samaria masih eksis, kendati populasi mereka tinggal sedikit. Pada tahun 2019 orang Samaria hanya berjumlah 820 orang yang berasal dari empat keluarga, yakni Cohen, Tsedakah, Danafi dan Marhiv. Satu keluarga lainnya yakni Matar telah putus keturunan dan punah sejak tahun 1968.
Orang Samaria modern mengklaim kalau mereka merupakan keturunan dari suku Israel. Keluarga Cohen mengklaim kalau mereka berasal dari suku Lewi. Keluarga Tsedakah mengklaim sebagai keturunan suku Manasye sementara keluarga Danafi dan Marhiv berasal dari suku Efraim.
Keempat keluarga ini menegaskan kalau mereka tidak tercemar dan tidak bercampur dengan genetik bangsa lain. Studi genetik yang dilakukan memperlihatkan kalau orang Samaria memang memiliki kemiripan genetis dengan orang Yahudi asal Etiopia, Yahudi Irak, Yahudi Libia, Yahudi Maroko dan Palestina.
Orang Samaria memiliki kitab Taurat yang menurut Bambang Noorsena, mirip dengan Taurat Yahudi yang mencakup Kitab Kejadian hingga Ulangan ditambah sebagian kitab Yosua pada Perjanjian Lama Kristen.
Orang Samaria kini sebagian besar bermukim di kompleks gunung Gerizim, yang merupakan gunung suci bagi orang Samaria.
Orang Samaria percaya bahwa mereka menganut agama yang asli, dan agama Yahudi itu sudah diselewengkan oleh imam Eli, yang memindahkan pusat peribadatan dari Gunung Gerizim ke Silo. Orang Samaria percaya kalau tempat suci yang asli adalah Gunung Gerizim sebagaimana yang diperintahkan Musa dalam Ulangan 11:29-30.
Ketika Yosua sudah tua dan sekarat, dia mengumpulkan orang-orang di Sikhem (sekarang Nablus) yang berada tepat di kaki gunung Gerizim dan memberikan pidato perpisahan dan mendirikan βbatu sebagai saksiβ, menempatkannya di sebelah tempat kudus Tuhan, di bawah pohon besar, yang menunjukkan bahwa tempat kudus Tuhan berada di tempat itu (Yosua 24:1-27).
Di era Perjanjian baru, orang Samaria masih menganggap Gunung Gerizim sebagai tempat suci (Yohanes 4:20),
Rata-rata orang Samaria masa kini memiliki dwi kewarganegaraan, yakni sebagai warga Israel dan juga warga Palestina.
(ππππ, π ππππππππ π πππ ππππππππ ππππππ)