METROklik – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara konsisten terus melakukan inovasi untuk mendorong percepatan inklusi keuangan di seluruh daerah, dengan menerapkan program Ekosistem Keuangan Inklusif yang sudah terbentuk di 35 desa.
Hal ini dikatakan Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, dalam sambutannya pada “Seminar on Financial Inclusion: Accelerating Financial Inclusion to Empower Remote Regions and Rural Communities of ASEAN” sebagai rangkaian kegiatan Digital Financial Inclusion Festival (DFIF), ASEAN Festival 2023 di Jakarta, Kamis (24/08/2023).
“Perkembangan program inklusi keuangan seperti TPAKD, menunjukkan korelasi positif dengan peningkatan indeks inklusi keuangan di perdesaan. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan tahun 2022, indeks inklusi keuangan di perdesaan meningkat dari 68,5 persen pada tahun 2019 menjadi 82,7 persen pada tahun 2022, sedangkan di perkotaan meningkat dari 83,6 persen pada tahun 2019 menjadi 86,7 persen pada tahun 2022,” ujar Mahendra.
Hal ini, lanjut dia, secara signifikan mempersempit kesenjangan indeks inklusi keuangan antara pedesaan dan perkotaan dari 15 persen pada tahun 2019 menjadi 4 persen pada tahun 2022.
Dikatakan Mahendra, OJK terus berupaya untuk meningkatkan inklusi keuangan khususnya di wilayah perdesaan untuk mendorong perekonomian daerah dan semakin meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Ini adalah salah satu tujuan paling penting untuk mempercepat inklusi keuangan, yang berarti mengentaskan kemiskinan dan memberdayakan masyarakat kita melalui percepatan integrasi ke dalam perekonomian masing-masing negara anggota ASEAN,” papar Mahendra. (hep)