METROklik – Bank Indonesia (BI) Sulut terus berupaya menjaga ketahanan pangan sampai di daerah kepulauan di Provinsi Sulut.
Hal ini terlihat saat BI terlibat
panen komoditas cabai rawit dan penyerahan program bantuan smart green house dan sumur bor kepada Kelompok Tani (Poktan) Rajawali, di Dusun I, Desa Essang Selatan, Kecamatan Essang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sabtu (03/05/2025).
Acara panen ini dihadiri langsung oleh Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulut Andry Prasmuko, didampingi oleh Kepala BP2RD (Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah) Talaud, Jakson Parapaga.
Turut hadir juga Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Talaud, Camat Essang, Perwakilan Polsek Essang, Babinsa Koramil 1312-05/Essang, Kepala Desa Essang dan Desa Essang Selatan, Ketua maupun anggota Poktan Rajawali. Serta beberapa poktan lain yang tergabung dalam PATUA (Petani Unggulan Sulawesi Utara) Binaan BI dari tahun 2021 sampai 2024.
Kegiatan panen ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang berlangsung pada hari Jumat (2/5/2025) di Pantai Arangats bersama dengan Pj Bupati Kepulauan Talaud, Fransiscus Engelbert Manumpil.
Melalui pertemuan tersebut, ditegaskan pentingnya peningkatan produksi komoditas pertanian lokal, terutama cabai rawit sebagai salah satu langkah konkret dalam menjaga stabilitas harga dan pengendalian inflasi khususnya di wilayah perbatasan seperti Kepulauan Talaud.
Dalam sambutannya Andry Prasmuko menyampaikan, Poktan Rajawali merupakan binaan BI alumni Program PATUA tahun 2020. “Kami menilai bahwa Poktan Rajawali memiliki potensi besar, karena merupakan satu-satunya supplier bibit cabai di Kepulauan Talaud dan beberapa kali menjadi mitra Distan untuk penyediaan bibit cabai rawit lokal,” ujar Andry.
Lanjut dia, Poktan Rajawali juga sudah membina poktan-poktan lain. Pemberian smart green house dan sumur bor di tahun 2025 dipandang sangat cocok diberikan untuk memperkuat peran Poktan Rajawali dalam penyediaan bibit cabai berkualitas kepada petani di Talaud. Kendala pengairan di lahan juga semoga dapat teratasi dengan diberikannya sumur bor yang selama ini diharapkan oleh Poktan.
“Kami rasa, apabila lahan-lahan perkebunan di Talaud dapat dioptimalkan dengan baik untuk produk hortikultura seperti cabai, maka ekonomi masyarakat bisa lebih meningkat. Hal ini sekaligus bisa juga untuk meredam inflasi di Talaud,” jelas Andry.
Sementara Kepala BP2RD Kepulauan Talaud yang mewakili Pj Bupati menyampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia, karena program yang dijalankan ini kontinu dari tahun 2020 hingga saat ini.
“Dengan perhatian BI Sulut yang konsisten ke masyarakat Talaud khususnya wilayah Essang untuk pengembangan Cabai Rawit disampaikan bukan tidak mungkin Essang kedepan akan menjadi lumbung rica Talaud,” ucapnya.
Poktan Rajawali dalam sambutannya juga menyampaikan terima kasih kepada Bank Indonesia karena semenjak pelatihan yang diterima tahun 2020 banyak perubahan yang terjadi. (hep)