METROklik – Nilai Investasi di Propinsi Sulut menyentuh Rp5,4 triliun. Capaian tersebut dilaporkan baru di semester pertama atau di pertengahan tahun 2025. Ini menjadi bukti nyata bahwa kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Sulut masih tinggi.
Melalui rilis data dari Kementerian Investasi Capaian investasi di semester I tahun 2025 Rp. 5,464 triliun atau 59% dari target 2025. Ada pun capaian realisasi investasi berasal dari PMA sebesar Rp. 2,238 triliun (41%) dan dari PMDN Rp. 3,226 Triliun (59%), sementara itu jumlah total proyek investasi sepanjang semester I 2025 sebanyak 8464 proyek dan menyerap Tenaga Kerja Indonesia sebanyak 7596 orang.
“Nilai yang sudah menyentuh 5,4 Triliun walau baru di tengah tahun ini, menjadi bukti nyata bahwa kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Sulawesi Utara masih tinggi,” ungkap Gubernur Sulawesi Utara Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus yang diwakili Asisten III Sekretaris Daerah Provinsi Sulut, Fransiscus Manumpil di North Sulawesi Investment Forum Tahun 2025 yang digelar di hotel Four Points Manado, pada Jumat (08/08/2025).
Poin penting yang menjadi pendukung lonjakan penanaman modal di Sulut, menurut Manumpil, ditopang oleh kondisi perekonomian di Sulut yang bertumbuh positif. “Ini menjadi salah satu pertimbangan bagi para investor untuk melihat baiknya iklim investasi di Sulut yang terbentuk sampai saat ini,” tukasnya.
Secara rinci, Manumpil menyebutkan bahwa pada Triwulan II tahun 2025, Ekonomi Sulut tumbuh 5,64%. Pertumbuhan ini mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I 2025 yang hanya 5,62%. Beberapa lapangan usaha yang mendorong pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2025 di antaranya sektor unggulan seperti jasa kesehatan, industri pengolahan dan real estate.
“Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara juga ditandai dengan meningkatnya realisasi investasi di Sulawesi Utara,” tandasnya.
Pada kegiatan yang merupakan kerja sama antara Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut dan Pemerintah Daerah Provinsi Sulut yang mengusung tema: “Towards Golden Indonesia 2045 : Promoting Inclusive and sustainable Economic Growth High-Quality Investment in North Sulawesi” ini, menjadi motivasi untuk terus menambah dan mendorong pelaku usaha merealisasikan penanaman modalnya di triwulan III maupun triwulan IV tahun 2025.
“Di tengah ketidakpastian global, investasi menjadi motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi. Sesuai arahan Bapak Presiden, target realisasi investasi terus naik dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2025 ini, Kementerian Investasi/BKPM menargetkan kita untuk dapat mencapai realisasi investasi sebesar 9,310 triliun rupiah,” rincinya sembari menambahkan bahwa persaingan dalam menarik investasi yang semakin ketat, di tengah perkembangan global yang tidak menentu, tentunya akan berdampak terjadinya turbulensi ekonomi dan termasuk investasi.
“Melalui kegiatan ini diharapkan para investor dapat melirik untuk menanamkan modalnya, setelah melihat betapa berharga dan bernilainya sumber daya di Sulawesi Utara yang mengandung potensi yang luar biasa untuk diolah dengan didukung upaya pemerintah untuk menyediakan iklim investasi yang kondusif,” jelasnya.
“North Sulawesi Investment Forum Tahun 2025”, di mana pelaksanaannya merupakan
kegiatan yang sangat strategis ini dilaksanakan untuk mendorong promosi potensi dan peluang investasi khususnya di Sulawesi Utara,” tandasnya.
Kepal Perwakilan BI Sulut, Joko Supratikto menyampaikan bahwa, sebagai mitra strategis dalam pelaksanaan NSIF, pihaknya menegaskan komitmenn untuk mendorong akselerasi investasi di daerah melalui fasilitasi promosi, pembukaan akses pembiayaan, serta penguatan sinergi lintas sektor.
Dengan mengusung semangat transformasi ekonomi, NSIF 2025 menghadirkan berbagai proyek prioritas mulai dari sektor pariwisata berkelanjutan, pertanian modern, hingga pengembangan infrastruktur hijau yang diharapkan menjadi daya tarik utama bagi investor.
“Besar harapan kami agar NSIF dapat memperkuat langkah bersama untuk akselerasi pertumbuhan investasi di Sulut. Kami meyakini bahwa investasi merupakan salah satu motor utama yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Supratikto menjelaskan Sulut memiliki histori pertumbuhan yang sangat baik dan cenderung lebih tinggi dibandingkan nasional. Di mana, pada triwulan II tahun 2025, Sulut kembali tumbuh sebesar 5,64% secara tahunan di saat perekonomian nasional tumbuh 5,12%.
“Pencapaian ini tidak boleh membuat kita terlena, mengingat kontribusi PDRB Sulut terhadap nasional saat ini baru 0,85% atau masih banyak area pengembangan lebih lanjut yang bisa kita dorong secara bersama-sama,” katanya.
Secara lebih granular, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tahun 2025 yang mencapai 6%-7% sebagaimana tercantum dalam RPJMD memerlukan usaha ekstra keras secara komprehensif dan berkelanjutan. “Perhitungan kami, diperlukan nilai tambah aktivitas ekonomi sekitar Rp 14 Triliun,” jelasnya. (hep)