METROklik – Kinerja perekonomian Sulut pada triwulan II tahun 2025, kembali tumbuh sebesar 5,64% secara tahunan di saat perekonomian nasional tumbuh 5,12%.
Demikian dikatakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut, Joko Supratikto pada Seminar Nasional ISEI Cabang Manado Sulut 2025, Kamis (14/08/2025).
“Hal ini menunjukkan kepemimpinan gubernur dan bapak/ibu bupati/walikota yang kuat untuk memajukan Sulut,” ujar Supratikto.
Dia menjelaskan, Pencapaian ini tidak boleh membuat kita terlena, mengingat kontribusi PDRB Sulut terhadap nasional saat ini baru 0,85% atau masih banyak area pengembangan lebih lanjut yang bisa kita dorong secara bersama-sama.
Perkembangan ekonomi Sulut, sebut Supratikto, didorong oleh menguatnya Industri Pengolahan (meningkatnya produksi produk turunan kelapa dan hasil perikanan), Pertanian (panen padi dan produksi jagung), Transportasi (pembukaan rute baru) dan Perdagangan (kinerja kredit konsumsi tumbuh 7,60%). Demikian juga saat ditinjau dari pembiayaan terhadap Lapangan Usaha (LU), kredit perbankan mayoritas disalurkan kepada Sektor Perdagangan dan Sektor Pertambangan.
“Sementara itu, penyaluran kredit ke LU utama PDRB seperti sektor Pertanian, Transportasi, Konstruksi, dan Industri Pengolahan masih memiliki potensi untuk dapat ditingkatkan dengan disertai pengelolaan risiko yang memadai,” ujarnya.
Melalui tema seminar Soemitronomics, “Mewujudkan Ekonomi Indonesia yang Tangguh dan Inklusif di Sulut” diharapkan
agar pemikiran Begawan Ekonomi Indonesia, Prof Soemitro Djojohadikusumo, utamanya pada area pembangunan ekonomi dengan mengandalkan potensi lokal, industrialisasi nasional, hubungan internasional, dan ekonomi berbasis data dapat memperkuat langkah bersama untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi.
“Kami meyakini dengan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sulut dan secara kolektif untuk kemakmuran seluruh penduduk Indonesia,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Joko mengupdate hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) terlebih dahulu agar dapat diperoleh gambaran secara lengkap mulai dari nasional sampai dengan spesifik di Sulut. Bahkan, sebagai upaya untuk mempertahankan stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia melalui keputusan RDG bulan Juli 2025 kembali melakukan penurunan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,25% sehingga suku bunga Deposit Facility menjadi 4,50%, dan Lending Facility menjadi 6,00%.
“Hal ini sejalan dengan proyeksi inflasi yang tetap terkendali, upaya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” paparnya. (hep)