Ilustrasi
METROklik Manado – Jelang Natal dan tahun baru 2019, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Utara mewaspadai risiko adanya penaikan inflasi. Kendati, peningkatan tersebut diperkirakan masih dalam batas target inflasi pada tahun ini.
Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Utara MHA Ridhwan mengungkapkan, pada tahun ini pihaknya menargetkan inflasi di Provinsi Sulawesi Utara berada di level 3,5% plus minus 1%.
Data aktual per September, lanjutnya, sudah 1,45% sehingga masih jauh dalam batas target inflasi tersebut. Hanya saja, dia mengungkapkan dalam rentang Oktober hingga Desember ada potensi adanya penaikan inflasi.
“Oktober hingga Desember, biasanya akan naik lagi, tapi hasil assessment, masih dalam batas target tersebut. Karena biasanya, November khususnya, itu inflasi meningkat dibanding sebelumnya,” ujarnya usai rapat koordinasi TPID Sulawesi Utara di Manado, Senin (15/10/2018).
Ridhwan menambahkan sumber-sumber inflasi di Sulawesi Utara memang masih berasal dari kelompok pangan khususnya bawang, rica (cabai), tomat. Selain itu, kelompok tariff angkutan dan transportasi juga turut memberikan andil. “Kalau November hingga Desember, itu kan natal dan tahun baru, kelompok sandang itu juga mengalami peningkatan, kebutuhan untuk perayaan,” katanya.
Dia mengungkapkan, salah satu poin dalam rapat TPID yang diselenggarakan pada Senin (15/10/2018), adalah akan adanya pertemuan TPID khusus dengan mengundang pihak lain yang terkait transportasi baik udara, darat maupun laut. “Tapi nanti, waktunya sedang diatur”.
“Jadi ini salah satu poin yang akan dibahas khusus terkait pengangkutan itu tadi. Kami belum bisa memberikan respon lebih lanjut. Nanti akan ada pertemuan khusus, bagaimana menghadapi natal dan tahun baru,” ujarnya. (gau/bisnis.com)