METROklik – Kami tidak punya potongan diktator atau otoriter. Kami tidak punya rekam jejak melakukan korupsi. Yang ada pada kami hanyalah ketulusan hati untuk membangun dan menjadi pelayanan bagi masyarakat Kota Manado.
Hal ini dikatakan Calon Wakil Walikota Manado Richard Sualang (RS), pada Debat Pilkada yang dilaksanakan KPU Kota Manado, Selasa (10/11) siang di Swissbel Hotel.
“Sebuah kata bijak berkata, ketulusan seseorang akan terpancar dari matanya. Kebaikannya akan terlihat dari tindakannya dan kebijaksanaannya akan terdengar dari kata-katanya,” tutur Sualang.
Saat mendapat giliran pertama memaparkan visi misinya, RS menyebutkan memiliki tekad yang besar menjadikan Kota Manado sebagai beranda Provinsi Sulawesi Utara dan Indonesia ke Asia Pasifik.
“Peningkatan kualitas masyarakat yang disusul dengan penguatan ekonomi dengan bertumpu kepada industri jasa, perdagangan dan pariwisata adalah bagian penting yang akan kami wujudkan demi Manado sejahtera,” papar Sualang.
Ia pun menyadari, saat ini Kota Manado diperhadapkan dengan berbagai tantangan dan kesulitan di saat wabah Covid-19. Dengan kondisi itu, tidak akan menurunkan semangat dan keseriusan dari pasangan calon nomor urut 1 tersebut mewujudkan pemerintahan kota yang baik, bersih, bebas korupsi dan bersinergi dengan daerah tetangga serta pemerintah provinsi hingga daerah.
“Di masa pandemi saat ini, kami berjanji akan membawa Kota Manado bangkit dan maju dengan pembangunan infrastruktur, penataan kota serta perluasan konektivitas dengan konsep pembangunan yang berkelanjutan. Bagi kami, satu rupiah adalah milik rakyat dan wajib dikembalikan untuk kemajuan dan pembangunan rakyat,” ujar Sualang.
Lebih tegas diungkapkan Penatua Pria Kaum Bapa GMIM El Manibang Malalayang ini, pasangan AARS memiliki tiga komitmen besar ketika memimpin Kota Manado masa periode 2021-2026.
“Kami berkomitmen, tidak boleh ada rakyat yang tidak bisa berobat karena minimnya fasilitas layanan kesehatan di Puskesmas. Tidak boleh ada rakyat yang tidak bisa makan karena kehilangan kesempatan kerja. Tidak boleh ada anak yang tidak bisa mengenyam pendidikan karena kekurangan biaya,” serunya. (gau)