Ini Kisah Orang Majus dari Timur

0
449

METROklik – Kelahiran Yesus Kristus, begitu menggemparkan saat itu hingga sehingga orang Majus dari Timur bersikeras untuk menemui sang Raja tersebut, dengan mengikuti arah bintang.

Salah satu ayat dalam Injil Matius menceritakan orang-orang majus yang bertandang ke Yerusalem guna mencari tahu kelahiran Yesus. Kabar itu membuat Peter Barthel amat penasaran. Injil Matius (2:1) menyebutkan, sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari timur ke Yerusalem.

Sesampainya di sana, mereka bertanya-tanya kepada Herodes. “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia,” sebut Injil Matius (2:2).

Raja Herodes dan seluruh Yerusalem merasa terganggu. Melalui penasihatnya, Herod tahu bahwa raja yang bikin penasaran orang-orang majus itu pasti lahir di Betlehem. Ia pun mengarahkan mereka untuk pergi ke sana.

Dalam perjalanan, orang-orang majus menemukan, sebagaimana diceritakan Injil Matius (2:9), bintang yang mereka lihat di timur itu mendahului mereka dan berhenti di atas tempat Yesus berada. Pada berbagai tradisi, “bintang-Nya di Timur” yang menyertai kelahiran Yesus itu jamak disebut sebagai bintang Betlehem atau bintang timur.

Dalam sebuah artikel berjudul “What, If Anything” yang dimuat dalam The Star of Bethlehem and the Magi (2015), Barthel menilai bintang Betlehem adalah salah satu kisah benda langit yang indah dan memukau. Keterpukauan yang sama memantik para seniman untuk mengabadikannya. Salah satunya tertuang dalam lukisan “The Adoration of the Magi” yang dibuat Leonardo da Vinci dan Domenico Ghirlandaio pada abad ke-15.

Tiga orang majus itu juga kerap disebut “Tiga Orang Bijak” yang berakar dari kata dalam bahasa Yunani “magoi”. Sedangkan dua penulis Romawi, Tertullian (160-230 M) dan Origen (185-254 M), menyebut mereka “Tiga Raja”.

Alison Barnes dalam artikel di History Today (Desember 2007) berjudul “English Legends of the Three Kings” menjelaskan, nama tiga raja itu muncul pada abad ke-6 dalam manuskrip Yunani Excerpta Latina Barbari. Ketiganya bernama Caspar, Balthasar, dan Melchior.

Kisah ketiganya menjadi populer dalam cerita rakyat Inggris. Melchior merupakan Raja Arabia yang mempersembahkan emas. Balthasar memiliki jenggot dan merupakan Raja Etiopia yang mempersembahkan kemenyan. Caspar merupakan Raja Tarsus yang mempersembahkan dupa.

Suatu kali, Barthel, seorang profesor astrofisika di Kapteyn Institute of the University of Groningen, bertanya kepada seorang teolog mengenai kisah tiga orang majus dan keberadaan bintang tersebut. Beberapa teolog yang dijumpainya menjawab, “Itu hanya sebuah cerita yang dikarang evangelis.” Sementara teolog lainnya berkata, “Bintang itu bukan urusanmu, astronom!”

Hasil penelitian gurubesar astronomi dan astrofisika Louisiana State University Bradley E. Schaefer yang berjudul “An Astronomical and Historical Evaluation of Molnar’s Solution” menjelaskan, setidaknya ada sejumlah tipe pernyataan orang-orang ketika ditanya mengenai bintang Betlehem.

Pertama, mereka yang menjawab bintang Betlehem adalah dongeng semata yang secara faktual tidak eksis. Kedua, mereka yang mengklaim bahwa kata-kata Matius tersebut menggambarkan keajaiban, yakni sesuatu yang melampaui hukum fisika.

Meski berbeda, kedua jawaban berdampak pada berhentinya usaha pencarian terhadap bintang Betlehem. Jika yang pertama berhenti mencari karena mereka percaya bintang Betlehem tidak ada, yang kedua berhenti karena ia adalah mukjizat.

Selain itu, Schaefer juga mencatat jawaban ketiga, yang muncul dari orang-orang yang bergelut dengan dunia astronomi, sejarah, dan budaya. Bagi mereka, menurut Schaefer, bintang Betlehem menjadi misteri tersendiri yang perlu dipecahkan.

Ditinjau dari segi astronomi, David A. Weintraub, dalam artikelnya di The Conversation, “Can Astronomy Explain the Biblical Star of Bethlehem?”, membeberkan keanehan dalam kesaksian penasihat Herod mengenai bintang Betlehem.

Menurut Weintraub, “Bagaimana mungkin penasihat Raja Herod sendiri tidak mengetahui bintang yang begitu terang dan jelas sehingga bisa membawa orang-orang majus ke Yerusalem?”

Selain itu, bintang Betlehem merupakan bintang di timur. Namun orang-orang majus itu, berdasarkan arahan Herod, justru pergi ke Betlehem yang letaknya di sisi selatan Yerusalem. Entah bagaimana pula bintang Betlehem “berjalan di depan mereka” sampai di tempat bayi Yesus berada.

“Seseorang dapat mengklaim bahwa kata-kata Matius menggambarkan sebuah keajaiban, sesuatu yang melampaui hukum fisika. Tapi Matius memilih kata-katanya dengan hati-hati dan menulis ‘bintang-Nya di timur’ dua kali, yang menunjukkan bahwa kata-kata ini sangat penting bagi pembacanya,” sebut Weintraub.(*)

Sumber : Tirto.id

IMG-20240405-202949 Pink-Simple-3-D-Ornament-Valentine-s-Day-Party-Invitation-20240410-095255-0000 Pink-Simple-3-D-Ornament-Valentine-s-Day-Party-Invitation-20240331-112737-0000

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here